Posted by : Unknown Kamis, 10 Oktober 2013

Lhokseumawe - PT Pertamina sedang mengkaji kelayakan lokasi Arun di Lhokseumawe untuk  rencana pembangunan Kilang Bahan Bakar Minyak (BBM). 
 
Hal itu disampaikan Presiden Direktur PT Arun NGL Iqbal Hasan Saleh menjawab wartawan di Lhokseumawe, Rabu, 9 Oktober 2013, soal perkembangan rencana pembangunan Kilang BBM.
 
Informasi diperoleh Iqbal Hasan Saleh, setelah mendengar presentasi tentang rencana pembangunan Kilang BBM di Arun, beberapa waktu lalu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kemudian membahas hal itu dalam sidang kabinet, di Jakarta.
 
”Sidang kabinet, saya dengar sudah, sehingga alhamdulillah sekarang PT Arun sudah dimasukkan ke dalam beberapa alternatif tempat untuk membangun Kilang BBM,” kata Iqbal Hasan.
 
Tindaklanjutnya, kata Iqbal Hasan, saat ini dilakukan kajian oleh Pertamina bekerja sama dengan pihak konsultan untuk melihat apakah di Arun Lhokseumawe layak atau tidak dibangun Kilang BBM.
 
”Menurut hemat kami, paling layak di Arun ini. Karena kita punya infrastruktur yang sudah sempurna. Dermaga, tanki, lahan yang cukup luas, perumahan dan fasilitas pendukung lainnya,” kata Iqbal Hasan.
 
Keunggulan Arun untuk lokasi Kilang BBM dibandingkan tempat lain, kata Iqbal Hasan, kalau tempat lain perlu pembebasan tanah yang prosesnya butuh waktu lama dan biaya besar. Di tempat lain, kata dia, juga perlu land clearing yang juga memakan biaya dan waktu. 
 
”Di tempat lain mungkin juga harus dibangun dermaga dan pengerukan pantai. Kita nggak perlu lagi karena sudah tersedia, ada yang dalam kolam dengan kedalaman 14 meter, ada yang luar kolam kedalaman 20 meter, bahkan ada yang pakai pipa di bawah laut sedalam 40 meter. Itu semua dalam keadaan air laut tenang sepanjang tahun, dan tidak ada pengendapan,” ujarnya.
 
Selain itu, kata Iqbal Hasan, dibanding daerah lain, letak Arun sangat strategis dan paling dekat dengan sumber minyak mentah di Timur Tengah. Kata dia, jika  terjadi suatu peristiwa di Selat Malaka, misalnya terlampau padat lalu lintasnya sehingga tertutup untuk lalu lintas energi, Arun tidak perlu melalui Selat Malaka.
 
”Di samping itu, kan minyaknya dibawa dari Timur Tengah ke Arun. Ongkos angkut ke Arun lebih murah daripada dibawa ke tempat lainnya di Indonesia,” ujar Iqbal Hasan.
 
”Kemudian diproduksi di sini, setelah itu disalurkan untuk Aceh, Sumatera Utara, mungkin juga Riau dan Sumatera Barat. Sisanya baru dikirim ke Pulau Jawa. Ongkos angkutnya sudah tinggal setengah lagi ke sana, karena nggak usah diangkat semua (minyak mentah) ke sana,” katanya.
 
Itu semua, Iqbal Hasan melanjutkan, adalah hal-hal positif yang menunjukkan bahwa Arun paling layak menjadi lokasi pembangunan Kilang BBM. ”Maka kita harapkan doa seluruh masyarakat Aceh supaya ini dikabulkan,” ujar Iqbal. [atjehpost]

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments