Posted by : Unknown Jumat, 11 Oktober 2013

Jakarta - Jawa Timur menjadi salah satu provinsi yang disasar bandar narkoba internasional. Diduga hal itu terjadi karena para bandar mulai bergeser setelah aparat giat memberantas peredaran gelap narkoba di Jakarta. 
"Mungkin karena Jakarta 'diobok-obok',  bergeser ke sana (Jawa Timur)," kata Kabag Humas Badan Narkotika Nasional (BNN) Sumirat Dwiyanto di sela-sela pemusnahan barang bukti, di Parkir Gedung BNN, Jalan MT Haryono, Cawang, Jakarta Timur, Jumat (11/10/2013).

Tak hanya disasar sebagai tempat peredaran, para bandar juga mulai memproduksi narkoba di beberapa daerah Jawa Timur. Di provinsi dengan jumlah penduduk sekitar 40 juta orang ini, mulai ditemukan beberapa pabrik gelap yang memproduksi narkoba, dan kampung-kampung narkoba. Menurut Sumirat, letaknya yang strategis menjadi salah satu faktor para bandar mulai menjamah Jawa Timur. Dari provinsi ini, narkoba dapat diedarkan ke beberapa daerah lain.

"Bisa ke daerah lain. Jawa Timur ini kan dekat dengan tempat-tempat wisata di Bali dan Lombok. Jadi memang tempatnya cukup strategis," katanya.  

Beberapa waktu lalu, BNN mengungkap pabrik gelap narkotika di daerah Mojokerto, Jawa Timur. Dari rumah ini, petugas menyita 118, 75 gram narkotika jenis sabu, cairan prekursor sebanyak 520 mililiter, dan tablet epherdrine sebanyak 938 butir atau seberat 146,38 gram. Dengan barang-barang bukti yang ditemukan tersebut, seorang tersangka yang diamankan berinisial AM diduga akan membuka laboratorium pembuatan narkoba di rumahnya.

Pengungkapan pabrik ini bermula dari diamankannya dua tersangka berinisial HN dan TS di sebuah rumah di Pondok Gede, Bekasi, Jawa Barat, Kamis (5/9). Dari kedua tersangka, petugas menyita barang bukti berupa narkotika jenis sabu seberat 0,4 gram. Tersangka HN mengaku akan mengirim paket sabu seberat 50,85 gram kepada seseorang berinisial AM. 

"Petugas kemudian melakukan control delivery dan mengamankan AM. Saat rumah itu digeledah, ditemukan berbagai barang bukti tersebut," kata Sumirat.

Tak lama berselang, pada 21 September 2013, BNN membekuk seorang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Malaysia berinisal SU, yang kedapatan membawa narkotika jenis Sabu sesaat mendarat di Bandar Soekarno Hatta. Tersangka ditangkap karena kedapatan membawa sabu seberat 3,2 kg yang diselipkan di dinding kardus berisi rice cooker, dan troller baby. Rencananya barang-barang haram itu akan diserahkan tersangka kepada seseorang di daerah Surabaya, Jawa Tengah. 

"Saat. dilakukan control delivery ternyata orang yang ada di alamat tersebut fiktif. Mungkin sudah mengetahui jika barang sudah diamankan petugas," kata Sumirat.

Kepada petugas, tersangka SU yang bekerja sebagai kuli cat di Malaysia mengaku disuruh kenalannya berinisial MF. Dengan diimingi uang, SU bersedia melakukan tugas tersebut, meski sudah mengetahui barang yang dia bawa terselip narkoba. 

Selain dua kasus yang melibatkan jaringan di Jawa Timur, dalam kesempatan yang sama, BNN juga memusnahkan barang bukti berupa 114 butir tablet ekstasi berwarna ungu. Barang-barang tersebut dikirim dari Belanda ke Jakarta lewat kantor pos Pasar Baru, dan ditujukan kepada seseorang di Pondok Gede, Bekasi. Namun setelah dilacak, orang yang dituju telah meninggal. Seorang perempuan berinisial ESC yang datang ke alamat dan mengklaim paket itu diamankan petugas. Hingga kini Penyidik BNN masih memeriksa ESC. [theglobejournal]

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments